Pembentukan Kabupaten dan Asal Mula nama
GARUT
Proses Pembentukan Kabupaten Garut apabila dibandingkan dengan pembentukan dan lahir Kabupaten-kabupaten lain di Priangan sedikit berbeda. Hal perbedaan dimaksud yang mencolok terletak pada sering terjadinya perubahan kondisi teritorial yang sebagian besar bekas wilayah Kabupaten-Kabupaten lain, serta pemindahan ibukotanya. Selain itu, nama kabupaten selama satu abad sejak didirikan masih menggunakan Limbangan. Padahal distrik limbangan sendiri dimasukkan ke Kabupaten Bandung. Sementara mengenai asal mula munculnya nama Garut atau secara etimologis, hingga sekarang masih diyakini masyarakat bahwa itu kali pertama muncul dari suatu cerita pada peristiwa saat “mitembeyan ngabaladah” (memulai pekerjaan/penataan) lahan untuk dijadikan ibukota Kabupaten Limbangan yang baru didirikan, Demikian ceritanya. Pada tanggal 16 Februari, Thomas Stamford Raffles sebagai Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, mengeluarkan surat keputusan mengenai pembentukan kembali Kabupaten Limbangan dengan ibukotanya di distrik Suci. Lalu, wilayah Suci sebagai ibukota Kabupaten Limbangan ternyata tidak memenuhi syarat, karena letak dan daerahnya tidak memungkinkan untuk perluasan kota. Oleh karena itu Bupati Limbangan Tumenggung Adipati Adiwijaya membentuk sebuah panitia guna mencari tempat yang cocok bagi ibukota kabupaten. Awalnya panitia tersebut menemukan sebuah tempat sekitar tiga kilometer di sebelah Timur Suci, yakni Cimurah (sekarang masuk ke kecamatan Karangpawitan) karena dianggap memiliki dataran yang cocok untuk dijadikan ibukota. Akan tetapi, karena di tempat tersebut air bersih sulit diperoleh maka daerah itu pun dibatalkan (sampai sekarang tempat itu disebut kampung pidayeuheun).
Selanjutnya panitia mencari tempat ke arah Barat dari Suci, kurang-lebih 5 Kilometer, dan ditemukanlah sebuah tempat yang cocok guna dijadikan ibukota kabupaten dimaksud. Tempat tersebut selain tanahnya datar, subur, dan terdapat mata air yang airnya terus mengalir ke Sungai Cimanuk, juga memiliki panorama alam indah dikelilingi gunung-gunung, diantaranya Gunung Cikuray, Papandayan, Guntur, Talaga Bodas, dan Gunung Karacak. Saat panitia tadi ada yang ‘kakarut’ (tergores) tangannya hingga berdarah. Sementara, sewaktu “mitembeyan ngabaladah” tempat tersebut ada seorang pegawai eropa melihat tangan salah satu seorang pekerja yang berdarah, lalu ia bertanya “kenapa berdarah”. Pekerja yang tergores tangannya itu menjawab, bahwa ia ‘kakarut’. Orang eropa tadi meniru kata tersebut, tetapi lidahnya kurang fasih, dia menyebutnya “gagarut”. Maka, sejak saat itu para pekerja yang ikut dalam rombongan panitia menamai semak belukar berduri tadi dengan sebutan “ki garut”, dan telaganya dinamai “Ci Garut”. Dengan demikian, kemudian daerah sekitar tempat itu di kenal dengan nama Garut. tetapi belum selesai sampai sini, ada beberapa versi serta persepsi yang menyatakan dengan berbeda dari peristiwa tersebut. Bahwa nama Garut itu berasal dari dua kata, yaitu ‘garis’ dan ‘urut’. Kata garis bermakna takdir, ketentuan, aturan, pedoman, pegangan, ukuran, pandangan, kehendak, batas. Sedangkan kata urut memiliki makna beraturan, pantas, patut, serasi, selaras (sumber dari Dr. Purwadi, M.hum. Ketua Lembaga Olah kajian Nusantara – LOKANTARA)
Dan dari yang sudah di uraikan secara garis besar dari beberapa persepsi di atas, banyak yang menyatakan bahwa nama GARUT ini muncul dari suatu peristiwa kegoresnya seorang pekerja sehingga mengeluarkan kalimat ‘kakarut’ yang dimana lidah orang eropa tidak begitu fasih dalam menyesuaikan kalimat atau kata dari bahasa sunda. Lalu ada yang berpersepsi bahwa nama GARUT pun berasal dari kata “GARIS URUT” seperti yang telah beredar di pandangan umum tentang asal-usul nama GARUT ini berasal dari kedua persepsi di atas, tetapi dalam kesempatan ini, seorang Maestro purnabakti DISPARBUD 2022, dan beliaupun merupakan alumnus dari Universitas Padjadjaran 1989 jurusan Sejarah, sehingga beliau merupakan orang yang tepat, dalam menguraikan persepsi yang relevan dengan cerita yang logis atau sesuai penelitian science / ilmu pengetahuan alam yang pasti serta akurat. Terlepas mana yang benar, jika dari perspektif kajian historis metologis ada sebuah asumsi yang lebih logis untuk di kemukakan bahwa sejatinya setiap penamaan suatu tempat atau daerah itu di ambil dari nama Flora ataupun Fauna, maka dari itu, sebenarnya Garut berasal dari nama Tanaman Terna, atau Tanaman Umbi-umbian. Sedangkan menurut KBBI (kamus besar bahasa indonesia) Tanaman Terna adalah Tumbuhan dengan batang lunak tidak berkayu atau hanya mengandung jaringan kayu sedikit sekali sehingga pada akhir masa tumbuhnya mati sampai ke pangkalnya tanpa ada bagian batang yang tertinggal di atas tanah. Maka demikian itu merupakan hasil wawancara kami kepada pihak yang berkompeten di DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN GARUT.
Tanaman Umbi Garut (MARANTA ARUNDINACEA)
Garut, ararut, atau lerut adalah sejenis tumbuhan berbentuk terna yang menghasilkan umbi yang dimana dapat di konsumsi oleh kita. Garut tidak pernah menjadi sumber pangan pokok namun ia kerap ditanam di pekarangan di pedesaan sebagai cadangan pangan dalam musim paceklik. Dalam bahasa inggris garut disebut “arrowroot”. Dengan ketinggian tanaman ini cukup relatif pendek ada di sekitar 40-100 cm.